Comments system

Kamis, 21 Juni 2018

PEMBELAJARAN 3



Rumah adat merupakan salah satu keragaman budaya di Indonesia. Setiap suku daerah memiliki keunikan masing-masing pada rumah adatnya. Apa nama rumah adat di daerahmu? Mari mengenal rumah adat suku Sasak.


RUMAH ADAT SUKU SASAK
     
         Suku bangsa Sasak tinggal di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Salah satu bentuk dari bukti kebudayaan suku Sasak adalah bentuk bangunan rumah adatnya. Rumah adat dibangun berdasarkan nilai keindahan dan kebudayaan daerah masyarakat suku Sasak. Di wilayah kabupaten Lombok Tengah tepatnya di Desa Rembitan, kecamatan Pujut, terdapat sebuah dusun adat bernama Sade. Terdapat beberapa rumah yang dipertahankan dan tidak diperkenankan untuk membuat bangunan baru di dusun tersebut. Rumah adat di dusun Sade terdiri dari berbagai macam Bale yang semuanya beratap jerami atau alang-alang dan memiliki nama-nama bangunan yang unik yang disesuaikan dengan fungsi dari masing-masing bangunan tersebut, diantaranya adalah sebagai berikut.

  1.  Bale Tani, adalah bangunan rumah untuk tempat tinggal masyarakat Sasak yang berprofesi sebagai petani.
  2. Bale Jajar, merupakan bangunan rumah tinggal orang Sasak golongan ekonomi menengan ke atas. Bentuk Bale Jajar hampir sama dengan Bale Tani, yang membedakan adalah jumlah dalem balenya.
  3. Sekepat, berfungsi sebagai tempat menerima tamu, karena menurut kebiasaan orang Sasak, tidak semua orang boleh masuk rumah. Berugaq / sekupat juga digunakan pemilik rumah yang memiliki gadis untuk menerima pemuda yang datang midang (melamar).
  4.  Sekenam, digunakan sebagai tempat kegiatan belajar mengajar tata krama, penanaman nilai-nilai budaya dan sebagai tempat pertemuan internal keluarga.
  5. Bale Bonter, digunakan sebagai ternopat pesangkepan / persidangan adat, seperti: tempat penyelesaian masalah pelanggaran hukum adat, dan sebagainya. Umumnya bangunan ini dimiliki oleh para perkanggo /Pejabat Desa, Dusun/kampung.
  6.  Bale Tajuk, merupakan salah satu sarana pendukung bagi bangunan rumah tinggal yang memiliki keluarga besar. Tempat ini dipergunakan sebagai tempat pertemuan keluarga besar dan pelatihan macapat takepan, untuk menambah wawasan dan tata krama.
  7.  Bale Gunung Rate, biasanya dibangun oleh masyarakat yang tinggal di lereng  karena itu biasanya berbentuk rumah panggung.
      Kini dusun atau yang biasa disebut dengan desa Sade menjadi tujuan wisata mancanegara karena keunikan adat yang dimiliki oleh desa tersebut. Masyarakat desa Sade memilih mengabaikan modernisasi dunia luar dan lebih memilih untuk terus melestarikan tradisi lama mereka.


       Nah kamu telah mempelajari beberapa rumah adat suku Sasak yang terdapat di Lombok. Dari berbagai keragaman rumah tersebut memiliki keunikan dari segi bentuk, fungsi, dan kepercayaannya. Tahukah kamu? Ternyata dari berbagai fungsi rumah adat tersebut memiliki beragam nilai kesatuan dan persatuan yang diyakini oleh masyarakat suku Sasak. Nilai-nilai tersebut digunakan masyarakat suku Sasak khususnya masyarakat desa Sade dalam menjalankan kehidupannya sehari-hari. Nilai-nilai yang erat akan kesatuan dan persatuan membuat masyarakat suku Sasak tidak mudah dipecah-belahkan oleh budaya luar. Kita harus berbangga diri telah menjadi masyarakat suku Sasak yang menjunjung tinggi nilai kesatuan dan persatuan.
       Selain suku Sasak, di provinsi Nusa Tenggara Barat juga terdapat suku Sumbawa yang terletak di pulau Sumbawa dan suku Mbojo yang terletak di pulau Bima. Tidak hanya suku Sasak saja, suku Sumbawa dan Mbojo juga memiliki rumah adat yang menjadi ciri khas daerahnya. 

Rumah adat suku Sumbawa bernama Istana Dalam Loka 
(Sumber: http://adat-tradisional.blogspot.com)
Rumah adat suku Mbojo bernama Uma Lengge Wawo
(Sumber: www.hdesignideas.com)

0 komentar:

Posting Komentar